Perdagangan
sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya.
Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk
berdagang senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan
penggunaannya kini adalah e-commerce. Secara umum, e-commerce dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan
barang dan jasa dengan menggunakan media elektronik.. Media elektronik yang
popular digunakan saat ini adalah internet. Perkembangan teknologi di masa
mendatang, memberikan kemungkinan yang terbuka untuk penggunaan media lain
selain internet.
Di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan /
perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network)
yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media internet. E-commerce adalah
kegiatan-kegiatan bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan suatu
komunitas melalui transaksi elektronik serta perdagangan barang, layanan dan
informasi yang dilakukan secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya, antara perusahaan dengan pelanggan (pelanggan), atau
antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Sistem
E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe aplikasi, yaitu :
a. Electronic Markets (EMs), yaitu sebuah sarana yang menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran
dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam
harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi
antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan
pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.
Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan terlihat lebih nyata dan efisien dalam
hal waktu, sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai
produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik
pelanggan lebih banyak.
b. Elektronic Data Interchange (EDI),
adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi regular
yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara
formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchabge Association (IDEA)
sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disepakati,
yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain dengan
menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaaanya, biasanya
digunakan oleh kelompok retail besar, ketika melakukan transaksi bisnis dengan
para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi
perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara
langsung dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain, tanpa
memerlukan hardcopy atau faktur, sehingga terhindar dari penundaan, kesalahan
yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia.
Keuntungan menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi
biaya, mengurangi kesalahan, respon dan pengiriman faktur yang cepat dan akurat
serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
c. Internet Commerce, adalah
penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk
aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan
produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain
pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau
sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet
sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti memberikan keuntungan,
antara lain :
· untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;
· harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya
dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat;
· internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat
dengan harga yang relatif lebih murah; serta
· pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran
barang sampai di tempat pemesan.
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki
beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :
a. Transaksi tanpa batas : Sebelum era internet, batas-batas
geografi seringkali menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang
ingin go-international, sehingga hanya perusahaan atau individu yang bermodal
besar saja yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini, dengan
internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara
internasional, cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di
situs-situs internet tanpa dibatas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan
dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut serta melakukan transaksi
secara on line.
b. Transaksi anonim: Para penjual dan pembeli dalam
transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual
tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang pembayarannya telah diotorisasi
oleh penyedia layanan sistem pembayaran yang ditentukan, pada umumnya dengan
kartu kredit,
c. Produk Digital dan Non Digital : Produk-produk digital seperti
software computer, musik dan produk lain yang bersifat digital, dapat dipasarkan
melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik. Dalam
perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi
barang-barang kebutuhan lainnya.
d. Produk barang tak berwujud; Banyak perusahaan yang bergerak di
bidang e-commerce menawarkan barang tak berwujud (intangible) seperti data,
software dan ide-ide yang dijual melalui internet.
Implementasi e-commerce pada dunia industri, semakin lama semakin luas tidak
hanya memberikan kemudahan dalam bisnis, tetapi juga mengubah suasana kompetisi
menjadi semakin dinamis dan global. Perkembangan teknologi tidak hanya
mendukung kelancaran dan keberlangsungan suatu aktivitas bisnis, namun juga
menciptakan industri baru dalam komunikasi bisnis.
Penerapan e-commerce, telah menciptakan suatu komunitas tersendiri yang
dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (electronic business community).
Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi dan
berkoordinasi secara intensif dengan memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi
serta teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya seharai-hari. Seperti
halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan
beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri
tempat bertemunya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dengan
perkembangan teknologi e-commerce, maka transaksi tadi dapat dengan mudah
dilakukan, sekalipun kedua pihak yang bertransaksi berada pada sisi geografis
yang berbeda.
Banyak orang mengasumsikan, bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah
e-commerce dan e-bisnis terdengar hampir sama, tapi secara teknis sebenarnya
keduanya berbeda. E-commerce memiliki pengertian yang lebih sempit dibandingkan
e-bisnis, dimana e-commerce adalah sub perangkat atau bagian dari e-bisnis.
E-bisnis memiliki makna yang lebih luas dan menunjuk kepada penggunaan
teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil atau dampak besar
kepada bisnis secara keseluruhan.
Istilah e-bisnis mengcover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika
perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah secara
e-mail, Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui
internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya. Sedangkan E-commerce
mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja on line, seperti belanja
produk atau jasa melalui internet. Sampel lainnya adalah ketika individu atau
perusahaan membayar sejumlah uang melalui internet.
Di era e-bisnis, Berbagai aktivitas, mulai dari sekedar pembicaraan tekstual
sampai dengan transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan
zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan. Dalam situasi seperti ini,
peluang untuk berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis, persahabatan ataupun
lainnya terbuka lebar.
Di Indonesia, internet belum terlalu popular digunakan menjadi media interaktif
bisnis, bukan hanya karena minimnya penetrasi infrastruktur internet ke lapisan
masyarakat, tetapi juga masih banyak pelaku usaha yang belum memahami bagaimana
mengkomunikasikan bisnis melalui jaringan teknologi mutakhir ini. Hampir semua
calon konsumen di Indonesia masih memiliki keragu-raguaan (skeptis) untuk
melakukan transaksi di jaringan toko maya ini, yang antara lain disebabkan oleh
:
a. Masalah Kepercayaan; Mayoritas
konsumen di Indonesia masih belum mempercayai kebenaran sistem penjualan on
line, karena takut tertipu disamping tidak melihat langsung produk yang
ditawarkan.
b. Masalah Pembayaran; mayoritas
konsumen meragukan keamanan cara pembayaran yang dilakukannya melalui internet.
c. Masalah Info produk; Keraguan
ini timbul, karena calon konsumen tidak bisa melihat langsung barang yang
dijual, sehingga selain tidak yakin dengan kualitas produk yang ditawarkan juga
meragukan kebenarannya.
d. Mayoritas konsumen di Indonesia masih merasa lebih aman serta nyaman dalam
bertransaksi yang dilakukan dengan cara interaksi dua arah secara langsung.
Bisnis di dalam era globalisasi akan diselenggarakan dalam dukungan penuh suatu
kerja tim yang memiliki kemampuan untuk memadukan :
1. Keuletan bernegosiasi dengan wawasan (vision)
2. Kesabaran dan keuletan hati (tenacity)
3. Fleksibilitas dengan fokus.
Bisnis dalam era globalisasi dilakukan dengan melintasi jarak, keanekaragaman
lingkungan dan waktu secara cepat dan mudah. Untuk dapat bersaing dan berhasil
dalam lingkungan global yang dinamis, haruslah dibekali dengan kesungguhan,
kemampuan dan inovasi serta selalu siap dan waspada dalam menghadapi perubahan
lingkungan bisnis yang cepat.
Di era globalisasi ini, dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang
cenderung semakin turbulen. Peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat
penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari
lingkungan. Disamping kemampuan menyampaikan gagasan, baik lisan maupun
tertulis secara sistematik.
Di era globalisasi, keterampilan lintas budaya menjadi tuntutan dan
persyaratan, berupa kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya
manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam
suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis.